Tapi aku kembali lagi bukan ingin bercerita
atau menulis tentang nya lagi, sudahlah. Aku sudah lupa dengannya. Waktu tidak
akan kembali berputar kebelakang bukan? Waktu membuatku terus berjalan cepat,
bertemu orang orang yg berbeda, rambut yg sama hitam, namun isi kepala yg
berbeda.
Setiap hari akan ada sebuah pelajaran baru,
setiap hari selalu berbeda cerita. Walaupun rutinitas selalu sama, pagi kerja
malam kuliah, begitu setiap harinya selama dua tahun belakang ini. Karna
sebelum dua tahun lalu hidup aku ngga jelas, ngambang kayak daun yg jatuh ke
air. Mengalir ntah kemana, haha lebay deh.
Tapi setiap harinya punya cerita yg berbeda,
punya kesan yg berbeda. Ada dimana pada hari itu aku bahagia dan juga
sebaliknya. Ada dimana semakin paham akan hidup ini, aku mulai belajar mana
prioritas mana yg tidak. Aku muak dengan ego ego tak menentu, aku muak dengan
“di mengerti” tanpa “mengerti”
Kadang jiwa ini berontak “ kenapa tidak
melawan, kenapa tidak balas? Dasar bodoh”. Lalu apa? lalu hati berontak, “
sudahlah, percuma kau melawan, apa beda kau dengannya kalau kau sama saja
melawan? “ lalu nangis, ya begitulah namanya juga cewe, se kuat kuat apapun
dia, se tomboy apapun dia ya kodratnya cewek emang gitu. Sekuat apapun dia
ngadepin masalahnya pada akhirnya dia akan lelah dan nangis. Apalagi ketika
harus bertengkar dengan orang yg dia sayang, keluarga,sahabat, someone nya.
Kadang aku memilih mengalah, meredam ego demi
mempertahankan sesuatu yg sudah ku miliki sejak lama, bukan kumiliki satu dua
hari,sebulan dua bulan, tapi lebih. Dulu ketika aku punya masalah aku selalu
tenang, karna aku tau sejauh apapun mereka pergi kita punya ikatan yg pasti dia
akan kembali, and see? Bener banget.
Namun untuk kali ini aku ngga yakin lagi
dengan prinsip aku yg dulu. Kadang aku selalu berfikir seberat apasih masalah
ini? Cuma satu doang sih, Cuma berat
banget ya. “ ego “ ya itu masalahnya. Sulit kalau hatinya udh penuh dengan ego,
padahal nurunin ego ngga bikin kita jatuh harga diri bukan?
Dulu ibu pernah bilang, mengalah ngga bikin
kamu kalah nak. Dan aku selalu nerapin itu, aku selalu belajar mengalah,
belajar, aku ngga bilang aku pengalah, karna juga aku bisa egois. Tapi
setidaknya aku berusaha terus buat “belajar” mengalah, melawan ego ego yg
menyesakkan hati dan fikiran mereka.
Gimanasih ya rasanya yg tiap hari bareng,
semuanya bareng. Lalu sampai di suatu titik semuanya berubah,jauh, asing. Apa
rasanya? manis? Pahit? Rasanya sakit, nusuk, tapi ngga berdarah. Namun ia
membekas.
Aku sadar, suatu hari nanti kita akan pergi
mengejar cinta dan cita cita, mengejar apa yg kita impikan, apa tujuan hidup
kita.
namun apakah dengan melupakan? Melupakan orang
orang yg pernah kita habiskan waktu kita yg berharga dengannya? Melupakan orang
yg rela ngilangin rasa capeknya demi buat dengerin dia cerita atau sekedar nemenin
kegabutannya.
Dalam suatu hubungan,ntah hubungan apapun itu
pasti akan ada salah paham,kecewa,marah,bertengkar. Namun tidak untuk pergi
bukan? Tidak bisakah kita duduk berbicara sambil menyedu kopi favorit kita? Bergurau,bercanda
ataupun bullyan yg bisa membuat suasana yg beku menjadi cair? Kenapa kamu
memilih menjadi budak egomu? Hei kamu yg harus bisa mengtrolnya bukan malah
kamu menjadi budak egomu. Terus saja kamu diperbudak oleh egomu, sampai kamu
lupa kamu adalah seorang “manusia” yg bisa berbuat salah,menyakiti hati orang
lain. Apa kamu pernah berperang melawan egomu? Kenapa kamu selalu diperbudak
egomu? Bahkan aku yg pada akhirnya berdamai dengan egomu.
Padahal masih banyak cerita yg ingin
kuselesaikan, masih banyak halaman dan lembaran yg ingin kutulis tentang
kalian. Masih banyak hal yg ingin kubagi, kepada kalian budak “ego”. Apa
jadinya kalau aku balas juga dengan
egoku? Haha yg ada semuanya terbakar habis.
Tinggal sisa sisa serpihan cerita kita yg tinggal cerita, yg tak bisa di
tulis kembali lanjutan ceritanya sampai selesai. Mungkin terbaca lebay but “Real like a drama” Haha
Sudahlah, waktu harus berjalan cepat, tak bisa
nego untuk diperlambat,berhenti, apalagi mundur. Aku tak pernah menyesali
apapun kecuali satu,tak pedulimu..
Semoga masih ada sedikit pedulimu untukku,
sebelum waktu membuat peduliku semakin lama terhapus bersama dengan ego kalian
yg kian membesar. Semoga aku masih suka dengan kopi favoritku, walaupun nanti
ngga akan pernah lagi kita duduk menyedu kopi favorit kita.
Kutulis satu quote yg jadi favoritku akhir
akhir ini
“jadilah teman marahku,teman bertengkar,teman
saling rindu, asal jangan jadi teman yang saling (meninggalkan). Jadiah teman
dalam ganjil dan genap di hidupku”. – Boy Chandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar