Pages

Sabtu, 25 November 2017

Hei My Blog Yang Berdebu Tebal, Sudah Lama Aku Tak Singgah.

Membukamu kembali seperti membuka masalalu, blog ini aja ada karna aku ingin menulis tentangnya disini. Yang aku harap ia baca, tapi takkan mungkin. Ah sudahlah..
Tapi aku kembali lagi bukan ingin bercerita atau menulis tentang nya lagi, sudahlah. Aku sudah lupa dengannya. Waktu tidak akan kembali berputar kebelakang bukan? Waktu membuatku terus berjalan cepat, bertemu orang orang yg berbeda, rambut yg sama hitam, namun isi kepala yg berbeda.
Setiap hari akan ada sebuah pelajaran baru, setiap hari selalu berbeda cerita. Walaupun rutinitas selalu sama, pagi kerja malam kuliah, begitu setiap harinya selama dua tahun belakang ini. Karna sebelum dua tahun lalu hidup aku ngga jelas, ngambang kayak daun yg jatuh ke air. Mengalir ntah kemana, haha lebay deh.
Tapi setiap harinya punya cerita yg berbeda, punya kesan yg berbeda. Ada dimana pada hari itu aku bahagia dan juga sebaliknya. Ada dimana semakin paham akan hidup ini, aku mulai belajar mana prioritas mana yg tidak. Aku muak dengan ego ego tak menentu, aku muak dengan “di mengerti” tanpa “mengerti”
Kadang jiwa ini berontak “ kenapa tidak melawan, kenapa tidak balas? Dasar bodoh”. Lalu apa? lalu hati berontak, “ sudahlah, percuma kau melawan, apa beda kau dengannya kalau kau sama saja melawan? “ lalu nangis, ya begitulah namanya juga cewe, se kuat kuat apapun dia, se tomboy apapun dia ya kodratnya cewek emang gitu. Sekuat apapun dia ngadepin masalahnya pada akhirnya dia akan lelah dan nangis. Apalagi ketika harus bertengkar dengan orang yg dia sayang, keluarga,sahabat, someone nya.
Kadang aku memilih mengalah, meredam ego demi mempertahankan sesuatu yg sudah ku miliki sejak lama, bukan kumiliki satu dua hari,sebulan dua bulan, tapi lebih. Dulu ketika aku punya masalah aku selalu tenang, karna aku tau sejauh apapun mereka pergi kita punya ikatan yg pasti dia akan kembali, and see? Bener banget.
Namun untuk kali ini aku ngga yakin lagi dengan prinsip aku yg dulu. Kadang aku selalu berfikir seberat apasih masalah ini?  Cuma satu doang sih, Cuma berat banget ya. “ ego “ ya itu masalahnya. Sulit kalau hatinya udh penuh dengan ego, padahal nurunin ego ngga bikin kita jatuh harga diri bukan?
Dulu ibu pernah bilang, mengalah ngga bikin kamu kalah nak. Dan aku selalu nerapin itu, aku selalu belajar mengalah, belajar, aku ngga bilang aku pengalah, karna juga aku bisa egois. Tapi setidaknya aku berusaha terus buat “belajar” mengalah, melawan ego ego yg menyesakkan hati dan fikiran mereka.
Gimanasih ya rasanya yg tiap hari bareng, semuanya bareng. Lalu sampai di suatu titik semuanya berubah,jauh, asing. Apa rasanya? manis? Pahit? Rasanya sakit, nusuk, tapi ngga berdarah. Namun ia membekas.

Aku sadar, suatu hari nanti kita akan pergi mengejar cinta dan cita cita, mengejar apa yg kita impikan, apa tujuan hidup kita.
namun apakah dengan melupakan? Melupakan orang orang yg pernah kita habiskan waktu kita yg berharga dengannya? Melupakan orang yg rela ngilangin rasa capeknya demi buat dengerin dia cerita atau sekedar nemenin kegabutannya.
Dalam suatu hubungan,ntah hubungan apapun itu pasti akan ada salah paham,kecewa,marah,bertengkar. Namun tidak untuk pergi bukan? Tidak bisakah kita duduk berbicara sambil menyedu kopi favorit kita? Bergurau,bercanda ataupun bullyan yg bisa membuat suasana yg beku menjadi cair? Kenapa kamu memilih menjadi budak egomu? Hei kamu yg harus bisa mengtrolnya bukan malah kamu menjadi budak egomu. Terus saja kamu diperbudak oleh egomu, sampai kamu lupa kamu adalah seorang “manusia” yg bisa berbuat salah,menyakiti hati orang lain. Apa kamu pernah berperang melawan egomu? Kenapa kamu selalu diperbudak egomu? Bahkan aku yg pada akhirnya berdamai dengan egomu.
Padahal masih banyak cerita yg ingin kuselesaikan, masih banyak halaman dan lembaran yg ingin kutulis tentang kalian. Masih banyak hal yg ingin kubagi, kepada kalian budak “ego”. Apa jadinya kalau  aku balas juga dengan egoku? Haha yg ada semuanya terbakar habis.  Tinggal sisa sisa serpihan cerita kita yg tinggal cerita, yg tak bisa di tulis kembali lanjutan ceritanya sampai selesai. Mungkin terbaca lebay but  “Real like a drama” Haha
Sudahlah, waktu harus berjalan cepat, tak bisa nego untuk diperlambat,berhenti, apalagi mundur. Aku tak pernah menyesali apapun kecuali satu,tak pedulimu..
Semoga masih ada sedikit pedulimu untukku, sebelum waktu membuat peduliku semakin lama terhapus bersama dengan ego kalian yg kian membesar. Semoga aku masih suka dengan kopi favoritku, walaupun nanti ngga akan pernah lagi kita duduk menyedu kopi favorit kita.
Kutulis satu quote yg jadi favoritku akhir akhir ini
“jadilah teman marahku,teman bertengkar,teman saling rindu, asal jangan jadi teman yang saling (meninggalkan). Jadiah teman dalam ganjil dan genap di hidupku”. – Boy Chandra